Definisi Al Qur’an dan Wahyu
Pengantar
Untuk lebih memantapkan pemahaman
siswa kelas X semester I terkait materi Pengertian Al-Qur’an dan Bukti
Keotentikannya maka materi berikut lebih diarahkan pada pembahasan definisi
al-Qur’an, asal usul kata al-Qur’an itu sendiri dan pengertian Wahyu beserta
cara-cara wahyu diturunkan. Di bagian penutup disampaikan pula secara singkat
mengenai perbedaan al-Qur’an dengan hadits Qudsi.
Selamat menyimak para siswa(i)
sekalian…..
Pengertian Al Qur’an
Beberapa definisi tentang al-qur’an telah di kemukakan oleh beberapa ulama dari berbagai keahlian dalam bidang bahasa, ilmu kalam, ushul fiqh dan sebagainya. Definisi-definisi itu sudah tentu berbeda antara satu dengan yang lain, karena stressing (penekanannya) berbeda-beda yang disebabkan oleh perbedaan keahlian dan disiplin ilmu mereka.
Sehubungan dengan itu, Dr. Subhi al-Shalih merumuskan definisi al-qur’an yang dipandang sebagai definisi yang dapat diterima para ulama, terutama ahli bahasa, ahli fiqh dan ahli ushul fiqh. Sebagai berikut:
“Al Quran adalah firman Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam mushaf–mushaf, yang dinukil (diriwayatkan) dengan jalan mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah.”
Beberapa definisi tentang al-qur’an telah di kemukakan oleh beberapa ulama dari berbagai keahlian dalam bidang bahasa, ilmu kalam, ushul fiqh dan sebagainya. Definisi-definisi itu sudah tentu berbeda antara satu dengan yang lain, karena stressing (penekanannya) berbeda-beda yang disebabkan oleh perbedaan keahlian dan disiplin ilmu mereka.
Sehubungan dengan itu, Dr. Subhi al-Shalih merumuskan definisi al-qur’an yang dipandang sebagai definisi yang dapat diterima para ulama, terutama ahli bahasa, ahli fiqh dan ahli ushul fiqh. Sebagai berikut:
“Al Quran adalah firman Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam mushaf–mushaf, yang dinukil (diriwayatkan) dengan jalan mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah.”
Asal Kata Al-Qur’an
Ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-qur’an. Di antaranya:
Ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-qur’an. Di antaranya:
·
Al-Syafi’I salah seorang imam mazhab
yang terkenal (150-204.H.) berpendapat, bahwa kata Al-qur’an ditulis dan dibaca
tanpa hamzah (Al-quran, bukan Al-qur’an) dan tidak diambil dari kata lain. Ia
adalah nama yang khusus digunakan untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagaimana nama Injil dan Taurat yang digunakan khusus untuk
kitab-kitab Allah yang diberikan masing-masung kepada Nabi Isa dan Nabi Musa.
·
Al-Farra’ seorang ahli bahasa yang
terkenal, pengarang kitab Ma’anil Qur’an tidak menggunakan hamzah dan diambil
dari kata qarain jamak qarinah, yang artinya indikator (petunjuk). Hal ini
disebabkan sebagian ayat-ayat Al-qur’an itu serupa satu dengan yang lain, maka
seolah-olah sebagian ayat-ayatnya itu merupakan indikator dari yang dimaksud
oleh ayat lain yang serupa itu.
·
Al-Lihyani seorang ahli bahasa
(wafat 215 .H.) berpendapat, bahwa lafadz Al-qur’an itu berhamzah, bentuknya
masdar dan diambil dari kata قراء ,yang artinya membaca. Hanya saja lafadz
Al-qur’an ini menurut Al-Lihyani adalah masdar bi ma’na ismil maf’ul, jadi
Al-Qur-an artinya maqru’ (dibaca).
·
Dr.Subhi Al-Shalih, pengarang kitab
Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an mengemukakan, bahwa pendapat yang paling kuat adalah
lafadz Al-qur’an itu masdar dan sinonim (murodif) dengan lafadz qiro’ah,
sebagaimana tertulis dalam qur’an surat Al-Qiyamah ayat 17-18.
Pengertian Wahyu
Wahyu menurut bahasa ialah memberikan sesuatu dengan cara yang samar dan cepat sedangkan menurut pengertian agama, wahyu adalah pemberitahuan tuhan kepada nabinya tentang hukum-hukum tuhan, berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi meyakinkan kepada nabi / rasul yang bersangkutan, bahwa apa yang diterimanya adalah dari Allah sendiri. Sesuai dengan ayat 51 dari surat Al-Surra.
Berdasarkan atas ayat tersebut maka wahyu itu ada tiga macam:
Wahyu menurut bahasa ialah memberikan sesuatu dengan cara yang samar dan cepat sedangkan menurut pengertian agama, wahyu adalah pemberitahuan tuhan kepada nabinya tentang hukum-hukum tuhan, berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi meyakinkan kepada nabi / rasul yang bersangkutan, bahwa apa yang diterimanya adalah dari Allah sendiri. Sesuai dengan ayat 51 dari surat Al-Surra.
Berdasarkan atas ayat tersebut maka wahyu itu ada tiga macam:
1.
Pemberitahuan tuhan dengan cara
ilham tanpa perantaraan termasuk mimpi yang tepat dan benar, misalnya habi
Ibrahim diperintah melalui mimpi menyembelih puteranya (Ismail). Peristiwa ini
diungkapkan oleh Allah dalam surat Al- Shofat ayat 102.
2.
Mendengar firman Allah dibalik
ta’bir, seperti yang dialami nabi Musa ketika menerima pengangkatan kenabianya.
Peristiwa ini disebutkan dalam surat Thaha ayat 11-13. Demikian pula peristiwa
mi’raj nabi Muhammad, dimana nabi menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk
mendirikan shalat lima waktu
3.
Penyampaian wahyu (amanat) Tuhan
dengan perantaraan Jibril As .Ini ada dua macam :
·
Nabi dapat
melihat kehadiran Malaikat Jibril a.s.
·
Nabi tidak
melihat kehadiran Malaikat Jibril a.s ketika menerima wahyu, tetapi beliau
mendengar suaranya seperti suara lebah atau gemrincing bel.
Perbedaan Al Qur’an dengan
Hadits Qudsi
Menurut At Thibi : Al Quran adalah lafaz yang diturunkan oleh malaikat Jibril dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun hadits Qudsi adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Allah untuk disampaikan dengan jalan melalui ilham atau mimpi, kemudian Nabi memberitahukan kepada umatnya dengan bahasa sendiri. Sedangkan hadits-hadits yang lain tidak disandarkan kepada Allah dan tidak diriwayatkan dari Allah.
Menurut At Thibi : Al Quran adalah lafaz yang diturunkan oleh malaikat Jibril dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun hadits Qudsi adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Allah untuk disampaikan dengan jalan melalui ilham atau mimpi, kemudian Nabi memberitahukan kepada umatnya dengan bahasa sendiri. Sedangkan hadits-hadits yang lain tidak disandarkan kepada Allah dan tidak diriwayatkan dari Allah.
Perbedaan lainnya adalah:
1.
Al-Qur’an adalah mukjizat dan
mengandung tantangan kepada seluruh manusia dan Jin yang mereka semua tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan Al-Qur’an walau satu ayat pun. Sedangkan
hadis qudsi bukan merupakan mukjizat dan tidak mengandung tantangan.
2.
Seluruh isi Al-Qur’an dinukil secara
mutawatir dan qoth’i, sedangkan hadis qudsi sebagian ada yang shahih dan ada
pula sebagiannya berupa khabar ahad yang sebatas dzan (dugaan).
3.
Al-Qur’an semuanya berasal dari
Allah baik makna maupun redaksi lafalnya, sedangkan hadis qudsi maknanya saja
dari Allah, sedangkan redaksi lafalnya dari Rasulullah atau dari periwayat
hadis.
4.
Perlakuan terhadap Al-Qur’an yaitu :
dilarang menyentuhnya bagi yang berhadas kecil, dilarang membacanya bagi yang
ber hadas besar, tidak berlaku bagi hadis qudsi.
5.
Membaca Al-Qur’an setiap hurufnya
mendatangkan pahala, sedang membaca hadis qudsi tidak.
Sumber Alternatif sebagai Bahan Pengayaan
terkait tema materi tulisan di atas:
1.
Pengertian Wahyu dan Al-Qur’an
silakan klik http://ngajingaji.blogspot.com/2011/03/wahyu-dan-alquran.html
2.
Pengertian dan Definisi Al-Qur’an
silakan klik http://marcopangngewa.blogspot.com/2011/05/al-quran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar